Mengagumimu Bukan Sebuah Kesalahan
Hari itu tiba, kau muncul dengan senyum sederhana. Tak pernah ku lihat sebelumnya, tapi langsung memikat sejak pertama melihatnya. "Ah.. Suta bodoh" ucap diri sendiri. Setelahnya pertemuan pun sering terjadi, hingga bisa berkenalan terkadang juga tersisipkan percakapan. Wanita itu bernama Rea, nama yang jarang ku dengar sebelumnya tapi rasanya akan menjadi nama yang paling sering muncul di kepala. Ku pikir dia pendiam, tapi tidak nyatanya. Semakin hari semakin banyak ku lihat tawa kecil yang muncul di wajah mungilnya. Benar saja, rupanya diri ini mulai terkagum padanya. Bagaimana tidak, pribadinya sungguh baik juga parasnya nan cantik. Aku setuju cantik itu relatif, tapi sepertinya semua orang juga setuju bahwa diri mu memang cantik. Cara mu tertawa, cara mu mengahrgai sesuatu, dan cara diri mu melakukan suatu hal dengan mengesampingkan "gengsi" membuat diri mu sulit ditampik tuk dikagumi. Tapi sungguh Suta, apa yang kau pikirkan, apakah kau pantas mengaguminya ? Kau hanya pemuda desa yang punya kesempatan untuk menimba ilmu ke kota. Memang benar adanya, bisa-bisanya aku terkagum bahkan coba menaruh hati dengan wanita kota yang sungguh teramat baik, benar-benar pribadinya sangat pantas tuk dikagumi. Mungkin ini sebuah kesialan bagi mu, dikagumi oleh orang yang bahkan masih takut akan masa depannya, yang belum memiliki segala, yang dimilikinya hanyalah usaha untuk coba merubah nasibnya. Tapi sungguh ini bukan sebuah kebohongan, bukan sebuah kalimat penyudah suatu hubungan, kau memang benar-benar baik sampai-sampai kau memang pantas tuk dikagumi, bahkan dicintai.
Komentar
Posting Komentar