Rasa yang Tak Pernah Sampai
Sore itu kota yang selalu terik seakan matahari terlalu sayang sehingga tak mau beranjak dari tempatnya tiba-tiba diselimuti mendung. "Tumben..." Gumam ku dalam mulut, apa mungkin ada bidadari kecil yang sedang murung akibat dimarahi oleh ibu peri, ahh pemikiran gila. Sambil berjalan aku melihat ada seorang wanita sedang duduk menyendiri juga termenung di bawah pohon rindang. Ku coba pergi ke arahnya, "hey" dia masih saja tak menanggapi seakan ia terlalu asyik pada lamunannya yang terlihat sedu itu, utnuk kedua kalinya ku coba menyapa sambil memetikan jari di hadapan matanya, ia pun terkaget dan dengan respon cepat berkata. "Hey, daritadi kau di situ ?" "Jangan terlalu serius pada lamunan, nanti kau dimakan setan" Seketika terlihat senyum kecil di wajah mungilnya, namun tak lama bibirnya kembali datar seakan ikut tertarik oleh gaya grafitasi. Aku tanpa meminta izin langsung ikut duduk disebelahnya, mungkin tidak sopan tapi aku tahu dia p...