Awalan Singkat
Pagi masih ku rasakan, pekik alarm paling manjur membangunkan ku dari fananya dunia mimpi. Matahari belum menunjukan wujudnya seakan ia masih tertidur pulas setelah bertugas menyinari bumi kurang lebih dua belas jam, uh kasian matahari bekerja keras setiap hari tak ada upah, bahkan kerap kali dibenci oleh manusia di bumi yang tak tahu diri. Perjalanan dimulai berhimpitan dengan orang-orang hebat yang mempunyai tanggung jawab untuk menafkahi keluarganya, beberapa orang tak sadar bahwa orang hebat ada dimana-mana, ya menurut ku segerombolan orang yang ada di dalam kereta listrik sewaktu pagi merupakan orang-orang hebat.
Tibalah Aku pada tempat dimana ilmu bisa didapat. Berbagai macam orang ada di sana, mulai dari yang fanatis hingga apatis, dari yang ambisius hingga tidak serius, dari yang tertutup hingga terbuka, dan masih banyak lagi, sungguh beragam. Salah satunya ku temukan diri mu, dara cantik yang membuat diri ini tertarik. Sejak awal terlihat kau sudah memikat. Tapi ku pikir ini hanya angin lewat, mungkin hanya kesan pertama. Wajar saja apabila seorang pria melihat dara cantik pasti akan tertarik, jika ada yang tidak segeralah periksa ke dokter, jangan ke dokter hewan ya apalagi dukun beranak. Sebab di tempat yang dinamakan kampus terlalu banyak wanita cantik, seorang kawan pernah membuat pernyataan, kiranya begini "apabila kau memandangi seorang wanita cantik di kampus setelah selesai memandanginya lalu kau menoleh ke lain arah pasti kau temukan yang lainnya". Tapi cantik itu relatif, semua wanita bisa menjadi cantik di mata pemandangnya.
Aku cari tahu dia coba berkenalan dan membuka percakapan melalui pesan singkat sebab melalui obrolan belum sempat dan nyali pun masih belum kuat. Balasan darinya baik dan kami pun mulai sering berkomunikasi. Belum ada harapan yang timbul dalam diri ini, aku hanya ingin berteman dan mengenalnya lebih jauh. Tapi sial ketertarikan ini mulai tumbuh dan berharap lebih jauh. Sampai pada akhirnya semua tumbang dan hilang, termasuk diri mu. Kau seperti lenyap dan senyap, pesan pun tak pernah berbalas barang sekata atau sekalimat. Sebabnya apa ? Aku pun tak pernah tahu. Kau masih dalam angan yang ku coba semogakan. Aku tak ingin menyalahkan siapa pun, sebab aku percaya yang hadir pasti berakhir entah menyenangkan atau menyedihkan kau sendiri yang tentukan.
I'm so proud of you brotherr
BalasHapusThank's bro
Hapus