Tunggu

Akan ada sesal ditiap tunggu, entah menunggu atau ditunggu. Aku yang memilih untuk masih menunggu mu harus siap diterpa sesal, nantinya. Jikalau diri mu yang tetap diam ketika perasaan ku sulit padam. Mungkin ada yang salah dari ku, atau mungkin kesalahpahaman yang menimpa mu. Kau tahu, dari awal aku sudah terpikat akibat pesan mu yang singkat dan cara balas mu yang lambat. Entah mengapa itu yang membuat ku terjerat sehingga aku tak boleh menyerah dengan cepat. Namun, ketika fase itu sudah pudar dan kau mulai sering membalas kabar tiba-tiba kau hilang. Seketika rencana ku untuk mengajak mu berbincang sambil makan siang menunggu kelas datang ikut hilang bersama mu yang enggan untuk kembali datang. Sejak saat itu kau tak pernah terlihat di keseharian apalagi di notifikasi pesan, kau hanya bisa ku munculkan dalam ingatan atau dalam tulisan. Tapi entahlah, aku masih memilih untuk menunggu, menunggu kau yang ditunggu.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inhale - Exhale

Kebebasan yang Bukan Anarki